Laman

Bimbingan Belajar (Bimbel) bagian 2


1.         Pemilihan lokasi
Jika memilih model mentoring, kita membutuhkan tempat khusus untuk mengajar. Sedapat mungkin, tempat yang ada juga digunkaan untuk mengolah administrasinya, artinya, tempat tersebut juga sebagai pusat kegiatan usaha bimbelmu.
Kalau bisa, pilih lokasi yang dekat dengan sekolah. Dengan begitu, kita akan lebih menghemat uang untuk transfortasi promosi. Agar lebih mencolok, pasang papan nama dan spanduk agar mudah dilihat.
2.         Persiapan modal
Nah, sudah kebayang kan, apa-apa saja yang harus dipersiapkan. Sekarang, kita harus mencari modal. Daftar setiap kebutuhan yang diadakan. Selanjutnya, catat biaya produksinya dan kalkuskan total kebutuhan.
Jika orang tua kaya, kita bisa menawarkan pada mereka untuk invest di bisnis yang akan kita jalankan. Sedapat mungkin, cari investor dari orang-orang terdekat. Selai itu, modal bisa berupa modal patungan bersama teman, dosen, atau mencari investor lainnya (dosen pembimbing kita misalnya).
Agar meyakinkan investor, buat proposal yang berisi rencana usaha, lengkap dengan alasan perlunya mendirikann usaha tersebut, berapa biaya yang harus dikeluarkan serta rinciannya, siapa pengelolanya, bagaimana prosedur kerja pengajar, berapa gaji guru dan bagaimana sistem penggajiannya, pelatihan bagi para pengajar, sampai penarikan ongkos bimbel. Terakhir, jumlah bagi hasil yang kita tawarkan pada investor bisa 30%, 40%, atau terserah kita. Negosiasilah dengan para investor.
3.         Penentuan Tarif
Harga jasa atau tarif yang kita tawarkan pada konsumen akan berpengaruh terhadap minat konsumen. Oleh sebab itu, kita perlu memperhitungkan biaya yang sudah kita keluarkan (biaya tetap dan operasional). Perhitungan ini penting agar kita tidak mengalami kerugian karena tarif yang terlalu murah atau kita tidak mendapatkan konsumen karena tarif yang kita terlalu mahal.

Nah, sebagai gambaran, gaji untuk pengajar setiap kali pertemuan (@ 2 jam) sekitar Rp 15.000,00. Biasanya, bimbel dilakukan 2 kali dalam seminggu. Berarti, untuk menggaji seorang pengajar sekitar Rp 120.000,00. Anggaplah gaji pengajar sebasar 50% dari total tarif. Kita pun harus bijaksana, jangan sampai ongkos transport pengajar lebih besar dari pada gajinya, itu mah konyol! Jika begitu caranya, tidak ada yang mau bekerja sama dengan kita.
Oleh karena kita sudah mengeluarkan modal untuk promosi dan sebagainya, tarif perlu tambahan 10%. Sementara  itu, kita bisa mengambil 40% sebagai keuntungan.
Jika kita mengenakan tarif kepada konsumen sebesar Rp 240.000,00. Perinciannya, gaji guru 50% (Rp 120.000,00), modal promosi dan lain-lain 10% (Rp 240.000,00), dan keuntungan 40% (Rp 96.000,00). Angka tersebut bukan angka mutlak, masih bisa kita ubah-ubah sesuai kondisi. Jangan lupa, itu baru untuk satu orang pengajar dan satu kali trip. Bayangkan bila jumlah pengajar dan jumlah trip lebih banyak lagi.
Setelah dihitung-hitung, ternyata modal tidak cukup. Selain itu, kita juga tidak memiliki bakat mengajar. Tenang, jangan khawatir. Mulai saja usaha dari usaha yang sederhana. Kita bisa mengatur operasi usaha dari kamar kostan. Untuk iklan, kita bisa membuat brosur sederhana. Namun, biar pun sederhana, jaga kata-kata yang kita iklankan. Gunakan kata-kata sopan dan menjual.
Nah, kalau sudah ada order, terserah kita. Mau dipegang sendiri atau diberikan pada teman. Kalau kita tidak pintar-pintar. Kita tinggal mengelola mereka aja. Artinya, biar pun kita belum sukses, kita sudah punya anak buah, pintar-pintar lagi. Hebat kan!